Pages

Pemilu Bukan Bancakan Rakyat



Keterpurukan Indonesian yang ditandai dengan carut marutnya pertumbuhan disegala 

aspek kehidupan bangsa, khususnya dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya merupakan 

keprihatinan nasional yang harus sesegera mungkin kita tanggulangi bersama. Pemerintah 

sebagai penyelenggara negara dan pemerintahan yang dalam hal ini mempunyai andil cukup 

besar, mustahil dapat mengangkat Indonesia dari keterpurukan tanpa keikutsertaan Rakyat. 

Karena itu Pemilu 2014 dapat dijadikan sebagai pintu masuk keterlibatan Rakyat untuk 

melakukan perubahan, walau tentunya tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, 

mengingat banyak pihak yang justru tidak menghendaki atau mengabil keuntungan dari 

keterpurukan Indonesia saat ini. 

Walau Pemilu masih 8 bulan lagi, partai-partai beserta caleg-calegnya telah mulai 

lakukan pasang kuda-kuda untuk memenangkan Pemilu 2014 dengan mendulang suara 

sebanyak-banyaknya. Ada pemandangan yang menarik untuk disoroti dari persiapan

perhelatan Pemilu ini, cara-cara sosialisasi yang tak asing dilakukan yang cenderung 

melecehkan dan menjauhkan rakyat dari hak-hak politiknya. Pemasanagn baliho-baliho di 

setiap sudut jalan, sosialisa melalui teve dan tim sukses tanpa kehadiran caleg yang 

bersangkutan dengan tidak sedikit menelan biaya, selanjutnya berujung pada pembelian suara 

dengan memberikan sejumlah dana kepada setiap pemilih menjelang pencoblosan tanpa ada 

keinginan untuk memnberikan pendidikan politik pada Rakyat. Hal ini yang kemudian 

dekenal dengan istilah “politik pra-bayar,” artinya siapapun yang memiliki uang banyak 

dapat dipastikan akan muncul sebagai pemenangnya. Kondisi politik seperti inilah, disadari 

atau tidak merupakan hambatan besar bagi rakyat Indonesia utnuk melakukan  perubahan  

nasib bangsa yang selama ini dalam cengkraman kekuatan asing.

Dari sekilas pra kondisi menjelang Pemilu 2014 tersebut, semakin memperjelas 

bahwa Pemilu bukan merupakan manivestasi demokrasi atau kedaulatan Rakyat, melainkan  

hajatan para elit partai yang menyajikan berbagai jenis bancaan (makanan) untuk 

diperebutkan dan menyenangkan hati rakyat sejenak yang kemudian rakyat harus 

menanggung penderitaan selama 5 tahun. Kini saatnya Rakyat sadar untuk merebut dan 

menjadikan Pemilu 2014 sebagai alat perjuangan Ranyat untuk membebaskan Indonesia dari 

keterjajahan asing baik secara ekonimi, politik maupun budaya. Salam Budi Djarot. Caleg 

DPR RI  PAN Dapil DIY.

No comments:

Post a Comment