Pages

Politik Uang Menutup Partisipasi Politik Rakyat

Jakarta, 30 Dec 2013

Oleh : Budi Djarot

Keterpurukan Indonesian yang ditandai dengan carut marutnya pertumbuhan disegala aspek kehidupan bangsa, khususnya dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya merupakan keprihatinan nasional yang harus sesegera mungkin ditanggulangi bersama. Pemerintah sebagai pihak  yang mempunyai andil besar, mustahil dapat mengangkat Indonesia dari keterpurukan tanpa keikutsertaan rakyat. Karena itu Pemilu 2014 harus dijadikan  pintu masuk  rakyat melakukan perubahan, walau tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, mengingat banyak pihak yang justru tidak menghendaki atau mengabil keuntungan dari keterpurukan Indonesia saat ini.
Pemilu hanya tinggal 4 bulan lagi, partai-partai dan caleg-calegnya telah mulai lakukan pasang kuda-kuda untuk memenangkan Pemilu 2014 dengan mendulang suara sebanyak-banyaknya. Ada pemandangan yang menarik untuk disoroti dari persiapan perhelatan Pemilu ini, cara-cara sosialisasi yang tak asing dilakukan yang cenderung melecehkan dan menjauhkan rakyat dari hak-hak politiknya. Pemasanagn baliho-baliho di setiap sudut jalan, sosialisasi melalui tv dan tim sukses tanpa kehadiran caleg yang bersangkutan dengan tidak sedikit menelan biaya, selanjutnya berujung pada pembelian suara dengan memberikan sejumlah dana kepada setiap pemilih menjelang pencoblosan tanpa ada keinginan untuk memnberikan pendidikan politik pada Rakyat. Hal ini yang kemudian dikenal dengan istilah “politik pra-bayar,” artinya siapapun yang memiliki uang banyak dapat dipastikan akan muncul sebagai pemenangnya. Kondisi politik seperti inilah, disadari atau tidak merupakan hambatan besar bagi rakyat Indonesia utnuk melakukan  perubahan  nasib bangsa yang selama ini dalam cengkraman kekuatan asing. Dari sekilas pra kondisi menjelang Pemilu 2014 tersebut, semakin memperjelas bahwa Pemilu bukan merupakan manivestasi demokrasi atau kedaulatan Rakyat, melainkan hajatan para elit partai yang menyajikan berbagai jenis bancaan (makanan) untuk diperebutkan dan menyenangkan hati rakyat sejenak yang kemudian rakyat harus menanggung penderitaan selama 5 tahun. Kini saatnya Rakyat sadar untuk merebut dan menjadikan Pemilu 2014 sebagai alat perjuangan Ranyat untuk membebaskan Indonesi dari keterjajahan asing baik secara ekonimi, politik maupun budaya. Salam Budi Djarot. Caleg DPR RI  PAN Dapil DIY. (BT/12/13)

No comments:

Post a Comment