Pages

"Stop Politik Uang, Politik Dagang Sapi dan Serangan Fajar."


oleh : Budi Djarot

Hanya tinggal beberapa bulan lagi Pemilu di gelar, tepatnya 9 April 2014, tapi di Yogya masih adem ayem, belum ada suasana kompetisi antar caleg atau partai melalui berbagai sarana publikasi yang biasanya bergelantungan di hampir sudut kota. Apalagi sosialisasi ke desa-desa menemui warga, hampir tidak ada khususnya caleg DPR RI. Barangkali caleg-caleg atau partai-partai berfikiran sama tentang strategi pemenangan, "nanti saja kalau sudah dekat atau sehari menjelang hari 'H,' hanya dengan serangan fajar beres semuanya." Kalau potret demokrasi Indonesia seperti ini, dibangun lewat politik dagang sapi, bagaimana Indonesia akan mempunyai bangunan politik yang kokoh yang menjamin adanya kedaulatan di berbagai aspek kehidupan bangsa, khususnya berdaulat dibidang politik, ekonomi dan kebudayaan? Dengan bangunan politik yang tidak kokoh, dimana struktur-strukturnya tidak dapat bekerja secara simultan karena diintervensi oleh berbagai kepentingan, tentunya akan membuka peluang terjadinya penetrasi kepentingan asing yang lama-kelamaan dapat membangun bentuk penjajahan baru yang sama sekali tidak memberikan kesempatan rakyat untuk hidup layak dan sejahtera di negeri yang kaya ini. Inilah sekilas potret tentang Indonesia hari ini yang harus sama-sama kita rubah lewat peluang dan cara-cara demokratis, seperti lewat perhelatan politik yang diselenggarakan 5 tahun sekali.
Hanya ada satu pilihan untuk merubah dan memiliki kembali bangunan politik Indonesia yang sesungguhnya, kembali ke ajaran-ajaran pendiri republik ini dengan menjadikan Demokrasi Pancasila sebagai acuan arsitektur politik Indonesia yang mampu menjamin terselenggaranya perdamaian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan dunia. "Stop Politik Uang, Politik Dagang Sapi dan Serangan Fajar." itu pelecehan dan mencederai Demokrasi ala Pancasila. (BT/11/13)


No comments:

Post a Comment